Tetaplah menjadi fatamorgana.
Lembutnya kapas-kapas yang bertaburan di atas sana, menyaksikan gelombang-gelombang harapan yang terkoneksi oleh panca indra. Ku selalu mengenalmu dengan following feature klasik itu.
"Apa kabar" yang dibubuhkan dengan simpulan senyum olehmu.
Apa yang harus aku katakan.. dia membuatku berada pada ketidaknyamanan.
Ketidaknyamanan karena ku merasa ditaklukan olehnya dengan sapaan singkat yang menanyakan kabar.
Inginku menangkap setiap butiran detik dan mengkristalkan untuk hari itu. Mengabadikan sorotan intens yang kuterima dari titik fokus. Menyimpan kearistikan yang terpancar manis oleh canda-tawamu.
Jumat, 28 November 2014
Malam
kerendahan malam hingga menusuk kulit
Masa bodoh dengan semata
kemudian segan lah para kawala muda.
Kenapa hadir malam bila gelap..
mengantarai mereka yang sedang menjenguk.
Kelesah semakin membayangi.
Bintang mulai berlari..
hingga kosong yang terbentang.
Malam adalah keji.
Memecah.. hingar semesta yang bergejolak
Menggerunkan malaikat-malaikat di rumah.
Mendinginkan tiap-tiap hati
membatasi para fantasi.
Masa bodoh dengan semata
kemudian segan lah para kawala muda.
Kenapa hadir malam bila gelap..
mengantarai mereka yang sedang menjenguk.
Kelesah semakin membayangi.
Bintang mulai berlari..
hingga kosong yang terbentang.
Malam adalah keji.
Memecah.. hingar semesta yang bergejolak
Menggerunkan malaikat-malaikat di rumah.
Mendinginkan tiap-tiap hati
membatasi para fantasi.
Langganan:
Postingan (Atom)