Minggu, 24 Agustus 2014

Hujan

Begitu hangatnya mentari, tetapi hujan mengusik begitu saja.
Ia mengguyur bumi dengan segala kepolosannya.
Ada apa dengan hujan?
Kenapa datang seketika? Dimana gumpalan awan pekat yang bertugas menandai kehadiran?
Hangat telah berganti sejuk,hambar, dan dingin kemudian.
Apa yang ada didepan mataku kini adalah pohon yang bergoyang, daun yang melambai, awan yang kian merintih, hingga desahan angin membaur bersama bak pelengkap tuk mnyempurnakan.
Tak dapat ku menerka semesta selalu membawa kejutan.
Sesaat ku tlah dapatkan keselarasan. Sesaat pula sesuatu mencela.
Tak jemu ku nanti kepergianmu agar menampilkan pelangi sesudahnya.
Terimakasih atas keserasian semesta yang menerbitkan ada pula keindahan.
Tak kalah juga bola mata kepunyaanmu yang menyiratkan banyak hal mejikuhibiniu.
Tetaplah melihat karena kekagumanku terhadapmu tak akan dapat terdefinisikan.
Bila benar mengarifi ,ku yakin pelangi akan menunjukan selayaknya.

Dimana ada hujan akan berujung pelangi sebagaimana kegetiran berganti riang.
Karena, itulah sistem kehidupan terus berjalan dan bersubstitusi.
Selalu ada kamu,kamu,kamu,kamu,dan kamu yang lain.
Namun, percayalah hanya satu yg tidak memungkinkan untuk diabaikan.

1 komentar:

  1. Tapi bukankah hujan adalah salah satu cara semesta untuk menunjukkan kuasanya? Akan selalu ada kisah dibalik hujan, dan ketika ia datang, siap atau tidak, kita akan 'terjebak' olehnya.

    It's such an amazing blog, anyway! :)

    BalasHapus