Jumat, 22 April 2016

Mau apa

Hening

Satu, dua, tiga, aku akan menamainnya urutan dan kemudian sebelas, duabelas, tiga belas dan selanjutnya adalah angka. Apakah berarti urutan selalu angka? Bagaimana dengan hal yang serupa lainnya namun kemudian dinamakan dengan hal yang berbeda. Ketika hal-hal yang serupa tidak sejalan bukan berarti itu benar-benar berbeda. Hal yang selalu dilupakan adalah substansi dari sebutan angka atau urutan. Jadi sesuatu yang terbaik untuk keseimbangan substansi adalah kesadaran.

Apa yang kamu bilang?
Setelah bulan dan bintang bersama menggantikan siang, kamu ingin revolusi?

Minggu, 07 Februari 2016

I Like You

Im feeling paralyzed, anaesthetized, hypnotized. You were sweet just the way you talking,laughing, and smiling. But realizing when i looked at your eyes i felt that goodbye surrounding us. Then saying that "i like you" will be a joke. Im sorry, i like you.

Abu-abu

Ku melihat jelas biru langit di atas awan sebelum cuaca dengan tiba-tiba berganti dengan keabu-abuan. Aku memang penasaran namun kian lama rasa itu menjadi tetap abu-abu dan biar lah abu-abu ada di atas awan. Apakah itu mendung atau berawan. Kemudian tetap lah seperti itu. Kamu akan selalu menjadi abu-abu karena itu hanya kamu.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Titik

Titik selalu tetap sebuah titik yang mana satu titik bertemu adalah sebuah titik. Aku melukisnya, iya, sebuah titik, yang terbang melayang bebas dan menodai kanvas. Aku harap sebuah titik tetap selalu menjadi sebuah titik, bukan garis bukan juga ruang. Namun, itu adalah sebuah titik hanya sebuah titik. Aku bukan naif, aku hanya korban dari geometri yang membahas adanya hubungan-hubungan antara satu dengan yang lainya, antara titik, garis, dan ruang. Koneksi adalah naif, dia berganti, dia menyesuaikan keadaan, dia bermimkri di tempat mana yang dia jumpai. 
Titik.
Aku mengenalmu dari sebuah titik maka tetaplah menyerupai itu. Apa yang salah dengan pengukuran, hal mana lagi yang harus diukur, dipertimbangkan dan diselaraskan. Apakah karena sebuah pengukuran dalam geometri kemudian dapat merubah seseorang, ini terlalu rasional. Bahkan sebuah titik tidak memenuhi syarat untuk menjadi logika tetapi bukan berarti ini fiksi. Titik mempunyai cirinya sendiri, keabstrakkannya membuat nya menjadi nyata tetapi bukan berarti dapat dirasionalkan, bukan juga dapat disubjektifkan. 
Titik.
Titik adalah titik meskipun itu titik tetapi aku merasakan jelas bagaimana sudutnya berinterpretasi. Disana, sana, sana, sana, dan sana, ketika titik titik lain berkumpul aku melihat sebuah titik, adalah sama, aku hanya tidak dapat menjelaskan secara bahasa seindah-indahnya titik adalah sama, titik adalah titik. Titik adalah indah ketika geometri tidak mencampurinya, titik adalah abstrak seperti seharusnya yang menyebabkan indah, bukan kerasionalan yang muncul,terlihat dan menghilangkan.
Satu titik bukan lagi titik ketika dia beruntun, satu titik bukan lagi titik ketika dia banyak.

Titik.
tetaplah menjadi titik bukan sebuah sudut pandang.

Selasa, 21 Juli 2015

Indikasi

Langkah demi langkah kulalui hingga akselerasi puncak, saat itu aku tergesa-gesa untuk bertemunya ternyata dia di sana 100 meter dihadapanku. Kemudian anggota tubuhku mulai berimpresi aneh dari biasanya. Bentuk bibirku yang semula bersudut 180 derajat kini melengkung dengan kemiringan drastis. Sebuah afeksi nyata terselubung dengan simpulan senyum yang menghiasi ruang. Apa yang salah denganku, bukan ini seharusnya respon yang terjadi,pasti ada yang salah dengan hormonku hari ini. Bukan...bukan, tidak mungkin ini reflek nyata. Aku selalu mengendalikannya dalam batas yang mudah terjangkau, memanipulasi keadaan. Namun, endorfin kian terus meracuniku dalam kadar stagnan yang menyembuhkan situasi hambar diantara kita. 
Aku terus melawan neurotransmitter dari satu bagian otak ke bagian otak lainnya, serotinin tidak boleh menguasaiku untuk menghangatkan sikap dingin yang seharusnya terjadi. Tidak...tidak seharusnya aku terbawa dalam kenyamanan seseorang. 

Senin, 22 Juni 2015

Bey

Bey, pelangi memang indah.
Tapi dia datang hanya saat hujan mengakhiri tetesnya.

Bey,
Bila kegelapan kunjung datang menjamah seluruh titik cahaya, saat itu bayang-bayang misteri menghantuiku dengan banyak teriakan...bey.

Bey,
Kesalahan adalah rumah bagi manusia, tapi saat itu aku akan mengajak mu keluar untuk menjadi saksi semesta adalah sesungguhnya rumah untuk kita.

Bey,
Kita tetap memandang langit yang sama meskipun takdir meminta kita untuk melewati jalan dengan sendirinya.

Bey,
Mungkin persamaan adalah awal yang baik dari sebuah langkah, tetapi perbedaan adalah akhir yang sebenar-benarnya.

Bey,
Ketika bintang telah menghiasi langit dengan canda tawa gemerlapnya, yakinkan aku yang bersamamu melihatnya.

Bey,
Saat embun pagi terlalu asyik menyapamu dengan dinginnya, pesan-pesan singkatku akan tetap hangat hingga senjapun menjelangnya.

Bey,
Hari ini bulan jujur mengatakan segalanya dan coba tebak apa yang aku dapat..ternyata feelingku adalah sebuah kenyataan yang tertunda.

Bey,
Pilihan bukanlah akhir dari segalanya karena kamu selalu ada di depan pintu harapan yang aku renungkan.

Bey,
Aku tanpamu adalah sebuah cerita tanpa tinta

Bey, goodnight.

Minggu, 14 Juni 2015

Nada

Gelap tetap gelap.
Sekalipun terang adalah masa lalunya.
Keadaan tak berujung membawa sekelumit bahasa kita.
Mengganti-ganti langkah untuk menciptakan nada.
Bersenandung..
Dalam suatu kompleks nyata namun ada tanda tanya.
Aku hanyalah angin yang menghembuskan dingin dan kamu diam untuk menguntai cerita.
Distorsi analogi membahagiakan insan dengan caranya.
Hingga tenggelam..
Walaupun dia tau bagaimana cara untuk pulang.
Tak juga sampai melihat daratan.
Hanya dasar seolah-olah ombak menelan.
Cahaya rembulan ingin menetralkan keadaan.
Membawa hangat gemerlap bintang.
Namun angan hanya tetap sebuah angan. 
Lautan bukanlah terlalu luas, namun samudra yang memanjakannya.
Kemudian fantasi menyetujuinya.
Mengirim rekayasa dimensi.
Untuk terbelenggu dalam sebuah nada.
Nada yang dinamis.
Meracuni perlahan laksana cairan tanpa kesetimbangan.