Sabtu, 27 September 2014

Ayah


Gelora integritas Ayah tak lekang pudar dalam angan-anganku.
Mengilhami gadis kecilnya dengan rentetan kata yang menyejukkan kalbu.
Tak jenuh menafsirkan ke-haq dan bathilan meski senantiasa ku hiraukan. 
Tak juga letih membuatku agar tetap bahagia dan berkecukupan.
Dengan hasil jerit payahnya menyelamatkan dan membantu ibu yang melahirkan.
Dengan simpulan senyum indah setiap kali datang.
Menghangatkan setiap-setiap dingin. 
Memaniskan setiap-setiap hambar.
Mendinginkan setiap-setiap ucapan-ucapan panas.
Membangunkan pada setiap mimpi-mimpi buruk yang telah ku alami.
Tuk yakinkan bahwa hari esok selalu akan menjadi baik.

Secercah pesan:
"Yang penting Ananda rajin belajar, Pa akan mengusahakan semuanya untuk Ananda menjadi orang. Jangan mengkhawatirkan persoalan kebutuhan. Yang terbaik pasti akan selalu diusahakan untuk diberikan".

Jumat, 26 September 2014

Those Eyes

Setiap detik yang melaju terasa lamban ketika kedua mata ini saling memperhatikan.
Ku tercenung tanpa ada yang beri aba-aba, seakan semua mengalir sesuai alur yang telah diatur.
Setiap hari ini,hari itu, dan hari lainnya dan bahkan tanpa kita naluri we just met just the way it was.
Mata hitam bulatnya yang berseri-seri selalu sempatkan melihat ke arah tepat ke mataku.
Walau itu sekejap, dan walau hanya hitungan detik.
Bisikan kalbu tak henti meneriakan "you r fallin love , Sal".
Bercakap-cakap denganmu adalah kesempatan yang tak kuasa kulewatkan.
Hanya ketika itu kudapat habiskan lebih banyak untuk menatap kedua bola matanya.
Aku menggemari saat-saat itu karena bagiku mata indahmu mengutarakan lebih banyak dari apa yang sebenarnya disampaikan.

Saat itu mata kita jatuh saling menatap mengabaikan setiap yang ada. Dia memandang lama hingga pipiku memerah dan kemudian ku pecah keheningan.
"Apaa an sih."

 Lalu dia usil bertanya.
"Jawab ya jujur."
"Aku ganteng nggak?"
"Gak."
"Ih bohong pulang-pulang mencret."

-_-




Selasa, 23 September 2014

Senja menghiasi jagad raya dengan kepolosannya.
Memerahkan kapas-kapas lembut di atas sana.
Hari yang terang kini berbalik kelam ditemani segelintir bintang.
Bayang-bayangnya mulai kabur.
Entah apa yang membuatnya terburu-buru beranjak dari kapasitasnya.
Terimbuh lagi simpulan senyum aristik yg menonjol dari bibirnya tak dapat lepas dari benakkku.
Coklat eksotis yang menempel pada kulitnya tampak manis.
Namun, tak kuasa lagi ku raih.
Bersandar tepat di samping nya merupakan moment jarang.
Setiap kata demi kata yang ia lontarkkan tampak krusial.
Maka seringlah ku terngiang-ngiang olehnya.
Afeksinya sangat tanggap dan kritis.
Seluruh tentangnya adalah memukau meski sensing.
Dia hanya melihat berdasarkan apa yang panca inderanya berikan.
Bukan apa yang feeling katakan.
Kami seperti cermin yang menggambarkan berlawanan.
Saat itu kutemukan berbeda itu fisika yang saling memberikan aksi reaksi adiktif.

Senin, 08 September 2014

Banyaknya bintang di angkasa, hanya satu yang senjang menerangi hari-hariku.
Can't nobody do it like you.

Setiap candamu adalah senyumku.
Setiap kabarmu adalah bahagiaku.
Setiap adamu adalah morphine untukku.

i'm officially missing you..