Senin, 22 Juni 2015

Bey

Bey, pelangi memang indah.
Tapi dia datang hanya saat hujan mengakhiri tetesnya.

Bey,
Bila kegelapan kunjung datang menjamah seluruh titik cahaya, saat itu bayang-bayang misteri menghantuiku dengan banyak teriakan...bey.

Bey,
Kesalahan adalah rumah bagi manusia, tapi saat itu aku akan mengajak mu keluar untuk menjadi saksi semesta adalah sesungguhnya rumah untuk kita.

Bey,
Kita tetap memandang langit yang sama meskipun takdir meminta kita untuk melewati jalan dengan sendirinya.

Bey,
Mungkin persamaan adalah awal yang baik dari sebuah langkah, tetapi perbedaan adalah akhir yang sebenar-benarnya.

Bey,
Ketika bintang telah menghiasi langit dengan canda tawa gemerlapnya, yakinkan aku yang bersamamu melihatnya.

Bey,
Saat embun pagi terlalu asyik menyapamu dengan dinginnya, pesan-pesan singkatku akan tetap hangat hingga senjapun menjelangnya.

Bey,
Hari ini bulan jujur mengatakan segalanya dan coba tebak apa yang aku dapat..ternyata feelingku adalah sebuah kenyataan yang tertunda.

Bey,
Pilihan bukanlah akhir dari segalanya karena kamu selalu ada di depan pintu harapan yang aku renungkan.

Bey,
Aku tanpamu adalah sebuah cerita tanpa tinta

Bey, goodnight.

Minggu, 14 Juni 2015

Nada

Gelap tetap gelap.
Sekalipun terang adalah masa lalunya.
Keadaan tak berujung membawa sekelumit bahasa kita.
Mengganti-ganti langkah untuk menciptakan nada.
Bersenandung..
Dalam suatu kompleks nyata namun ada tanda tanya.
Aku hanyalah angin yang menghembuskan dingin dan kamu diam untuk menguntai cerita.
Distorsi analogi membahagiakan insan dengan caranya.
Hingga tenggelam..
Walaupun dia tau bagaimana cara untuk pulang.
Tak juga sampai melihat daratan.
Hanya dasar seolah-olah ombak menelan.
Cahaya rembulan ingin menetralkan keadaan.
Membawa hangat gemerlap bintang.
Namun angan hanya tetap sebuah angan. 
Lautan bukanlah terlalu luas, namun samudra yang memanjakannya.
Kemudian fantasi menyetujuinya.
Mengirim rekayasa dimensi.
Untuk terbelenggu dalam sebuah nada.
Nada yang dinamis.
Meracuni perlahan laksana cairan tanpa kesetimbangan.

Selasa, 02 Juni 2015

You Are Only Human

Seeing my self in you being only human seemed me profusely agreed like Yeah...we are. 
You dont take any simple just like the dream getting me alike an white aves in a blizzard. Complexity obsesses human alike routinity especially a speciality. Defining it will be enigmatic because me never clearly gets it out even the mortal was helping me out while I was a needy consuming aught. So many blings have been flashed on me since a harmony balanced vertical line and horizontal line. However, a special one blessed magic is breaking my core which means I couldnt be a high tower. Me, just a girl,a flake snow alike brittle glass, was bleeding.
To goal yours was like enfolding Mount Everest that s why you named "special". 
We are called human but you are special.. Could you be a difference? Despite u r only human, you are obviously a human.We just alike others so u cant be a variant. Please dont paralyze me getting a puzzle. This is a little baffling but touching evidently interfere.
Goddest, the one rescuer, my only helper, Im blind that I dont ever comprehend.  For me he is a human as always be a one. But I need to calm my self believing that there is special which means I dont the hell know what make him special like special covers speciality. But, he is mine I adore so much. The dream never abuses me. That last but not least a human, the only one, my moonshine, is always been science-human.