Selasa, 21 Juli 2015

Indikasi

Langkah demi langkah kulalui hingga akselerasi puncak, saat itu aku tergesa-gesa untuk bertemunya ternyata dia di sana 100 meter dihadapanku. Kemudian anggota tubuhku mulai berimpresi aneh dari biasanya. Bentuk bibirku yang semula bersudut 180 derajat kini melengkung dengan kemiringan drastis. Sebuah afeksi nyata terselubung dengan simpulan senyum yang menghiasi ruang. Apa yang salah denganku, bukan ini seharusnya respon yang terjadi,pasti ada yang salah dengan hormonku hari ini. Bukan...bukan, tidak mungkin ini reflek nyata. Aku selalu mengendalikannya dalam batas yang mudah terjangkau, memanipulasi keadaan. Namun, endorfin kian terus meracuniku dalam kadar stagnan yang menyembuhkan situasi hambar diantara kita. 
Aku terus melawan neurotransmitter dari satu bagian otak ke bagian otak lainnya, serotinin tidak boleh menguasaiku untuk menghangatkan sikap dingin yang seharusnya terjadi. Tidak...tidak seharusnya aku terbawa dalam kenyamanan seseorang. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar